"Pemudi dan Pengangguran?" Cerpen Yang Ditulis Dari Lubuk Hati


(Ilustrasi foto saat dua insan memutuskan untuk menjalin sebuah komitmen dalam hubungan yang lebih serius.) 


SOMANEWS. Hai, guys. Apa kabar? Hihi, aku harap kalian selalu dalam kondisi baik-baik aja, ya. Yang lagi kurang enak badan atau bahkan mood meternya lagi gak stabil, aku doain semoga temen-temen bisa jauh lebih mengontrol emosinya, ya. Biar lebih enjoy dan bersemangat ngejalanin hari-harinya. 

Eh, iya. Udah musim Ujian Akhir Sekolah (UAS) kan? Gimana tugas-tugasnya? Aman dong. Masa anak ambis gak ada waktu buat nugas, yee kan.... 

Ya, pokoknya di kesempatan kali ini aku lagi mau mengabadikan tulisan aku yang khusus diperuntukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Script Writing di semester empat ini. 

Gak jago, sih. Tapi, ya udah berusaha buat semaksimal mungkin, hihii. Ini lebih ke buat kenang-kenangan dan portofolio kecil-kecilan aja sih. Berharap dengan tulisan hari ini, membuat almarhumah ibu ku yang sudah lebih dulu pulang bisa memancarkan lengkungan manis di bibirnya, meneteskan rintik haru dan bahagia atas proses yang aku jalani. 

Huhu, jadi kangen ibu, nih. Udah lama banget ya gak curhat sambil peluk-peluk ibu. Rasanya pengen balik ke zaman di mana aku masih kecil dan gak tau apa-apa soal kehidupan dewasa. Tapi ibu gak usah khawatir, ya. Aku akan selalu baik-baik aja, kok. Aku doain ibu selalu, semoga ibu berada di tempat yang paling nyaman dan indah di sisi Tuhan Yang Maha Esa. Aamiin ya rabbal alamin. 

Ohiya, semoga temen-temen juga bisa menikmati cerita pendek aku kali ini, ya.

Selamat membaca. Jangan lupa kasih saran dan masukannya untuk tulisan ku ini. Terima kasih.

.....

Pemudi dan Pengangguran?

 

Di sebuah kota besar di Indonesia, ada seorang pemudi bernama Misna Winangrum yang baru saja lulus dari salah satu perguruan tinggi terkemuka di Indonesia. Dengan gelar sarjana di tangan, ia penuh harapan dan semangat untuk menggapai mimpi-mimpi besar yang sudah lama ia dambakan. Namun, realita yang ia hadapi tidak sesuai dengan apa yang ia pikirkan. Dan benar saja, menjadi dewasa tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Maka dari itu, berjuang lebih ekstra untuk apa yang menjadi tujuan bukanlah hal yang buruk. Bahkan, dari kisah pedih dan perih yang Misna lewati, membawanya ke sebuah istana dengan sosok pangeran yang menjadi pelabuhan cintanya di ujung Pulau Kemesraan.

Setiap pagi, Unyun, panggilan akrab dari Misna Winangrum ini bangun dengan semangat untuk mencari kesibukan setelah lulus kuliah yakni sebuah pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan kesenangannya. Ia mengirimkan lamaran ke berbagai perusahaan dan mengikuti sejumlah tes wawancara sebagai salah satu tahapan yang harus dilewati untuk menjadi seorang wanita karir. Namun, waktu berlalu tanpa ada jawaban positif. Semakin hari, kekhawatiran Unyun semakin bertambah. Ternyata, ia tidak berjuang sendiri, teman-temannya yang lain juga menghadapi kesulitan yang sama dalam mencari pekerjaan setelah lulus kuliah.

Dalam perjalanannya mencari pekerjaan, Unyun bertemu dengan Tata Novika, teman sekampusnya yang juga belum menemukan pekerjaan sejak lulus kuliah. Mereka sering bertukar cerita dan saling memberi semangat di tengah ketidakpastian masa depan yang diperjuangkan. Tata bercerita tentang bagaimana sulitnya mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan bidang studinya, meskipun ia telah mengirimkan ratusan lamaran keberbagai perusahaaan yang ada di muka bumi ini.

Suatu hari, Unyun berkesempatan untuk menghadiri sebuah seminar tentang pengangguran pemuda di kota mereka. Di seminar tersebut, mereka mendengarkan cerita-cerita inspiratif dari pemuda-pemuda lain yang berhasil mengatasi tantangan serupa. Iya, tentang sulitnya mencari pekerjaan di tengah fananya dunia saat ini. Namun, mereka juga mendengar statistik yang mengkhawatirkan tentang tingkat pengangguran pemuda di Indonesia yang terus meningkat dari waktu ke waktu.

Dari seminar tersebut, Unyun belajar bahwa tantangan utama yang dihadapi pemuda adalah kurangnya pengalaman kerja dan kesesuaian antara keahlian yang dimiliki dengan permintaan pasar kerja yang dibutuhkan perusahaan. Ia juga menyadari pentingnya membangun jaringan dan keterampilan tambahan yang dibutuhkan di dunia kerja yang semakin kompetitif.

Kembali dari seminar, Unyun mulai mencari alternatif lain untuk mengembangkan dirinya agar lebih kompeten dalam bidang studi yang ia kuasai. Ia bergabung dengan komunitas online dan offline yang terkait dengan industri yang diminatinya. Melalui komunitas tersebut, ia mendapatkan kesempatan untuk magang di sebuah media lokal yang sedang berkembang di kota kelahirannya.

Di tempat magangnya, Unyun bertemu dengan Arya Dwipangga, seorang pemuda yang juga memiliki semangat yang besar untuk berkontribusi dalam dunia industri kreatif. Mereka menjadi teman baik dan saling mendukung satu sama lain dalam mengejar impian mereka. Unyun belajar banyak tentang industri kreatif yang saat ini semakin banyak digemari oleh para influencer di Indonesia, serta mendapatkan pengalaman berharga yang tidak bisa ia peroleh hanya dari bangku kuliah saja.

Namun, perjalanan Unyun tidaklah mudah. Meskipun ia menemukan tempat untuk magang yang menyenangkan dan membangun jaringan yang luas, tantangan keuangan tetap menghantuinya. Menyadari bahwa ia bekerja bukanlah untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk keberlangsungan sekolah adik kesayangannya. Ia harus berjuang keras untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sambil tetap berusaha mengejar impian karirnya di dunia media kreatif dan entertainment.

Suatu hari, Unyun mendapat kabar bahwa perusahaan tempatnya magang akan membuka posisi untuk karyawan tetap. Ia merasa sangat bersemangat dan melakukan persiapan dengan baik untuk mengikuti proses seleksi. Bersama Arya, mereka saling membantu dalam mempersiapkan diri untuk wawancara dan bersiap menjadi bagian tetap dari perusahaan media kreatif tersebut.

Setelah melewati serangkaian tahapan seleksi yang super ketat, akhirnya Unyun mendapatkan kabar melalui telepon dari perusahaan tempat ia magang. Ia diterima sebagai bagian dari tim mereka. Kabar ini sangat membuat Unyun bahagia, hingga meneteskan air mata dengan renyahnya ia tersenyum. Keberhasilannya ini tidak hanya memberinya kepastian ekonomi, tetapi juga memperkuat keyakinannya bahwa ketekunan dan semangat pantang menyerah adalah kunci untuk mengatasi tantangan dalam mencari pekerjaan di masa sekarang.

Pada akhir cerita, Unyun kembali mengingat perjalanan panjangnya dalam mencapai titik kesuksesan hari ini. Ia merenung tentang betapa pentingnya dukungan dari teman-teman, keluarga, sahabat, atau bahkan orang-orang yang baru kita kenal di komunitas dalam menghadapi masa-masa sulit mencari pekerjaan. Dengan penuh rasa syukur, ia bersiap untuk memulai babak baru dalam karirnya, sambil tidak lupa untuk terus berbagi cerita tentang pengalaman hebatnya kepada pemuda lain yang masih berjuang mencari jalan mereka dalam dunia kerja.

Unyun menyadari bahwa perjalanan untuk mencapai mimpi tidaklah mudah, tetapi dengan tekad dan kerja keras, segalanya bisa dicapai dengan penuh rasa bangga. Ia bersyukur atas pengalaman-pengalaman yang membentuknya menjadi pribadi yang lebih kuat dan siap menghadapi tantangan yang akan datang.

Hari-hari kini Unyun jalani dengan pekerjaan yang membawanya kepada rasa haru dan bahagia. Selama bekerja Unyun selalu menyisihkan uangnya untuk mimpi besarnya akan rumah impian bersama keluarga kecilnya kelak. Dan di tempat kerja ini pula, Unyun dipertemukan dengan pria yang kini menjadi suami tercintanya. Sosok tersebut, adalah Arya Dwipangga.

Tidak lama sejak mereka memutuskan untuk menjalin bahtera rumah tangga, Tuhan memberikan karunia seorang putri kecil yang cantik dan menggemaskan. Hal ini menambah ramainya isi rumah dan menjadi alasan untuk Unyun dan Arya dalam menjaga keharmonisan keluarga kecil mereka.

Merekapun hidup bahagia dengan segala rasa syukur atas cukupnya kehidupan.

SELESAI ….

 

Okey, gimana nih setelah temen-temen baca cerita yang aku tulis? Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat, dan latar itu hanya sebuah kebetulan aja, ya. 

Selanjutnya, aku bakal bawa temen-temen buat menganalisa terkait cerita di atas. Ini analisa versi aku, ya. Kurang-kurang dikit, gapapa, ya, hehe. 


ANALISIS CERITA

 

Sinopsis cerita:

Dalam cerita pendek ini, penulis ingin menyampaikan bahwa tidak ada perjuangan yang sia-sia atas apa yang sudah kita lakukan. Melalui judul “Pemudi dan Pengangguran?” penulis membawakan cerita tentang seorang pemudi bernama Misna yang bersikeras dan memiliki jiwa semangat juang untuk dapat bisa bekerja setelah lulus kuliah. Lika-liku dan proses yang panjang tidaklah mudah dilalui. Namun, dengan keyakinan dan keteguhan hati, bukan hanya pekerjaan yang Misna dapat. Tetapi juga pangeran tampan dan bertanggung jawab yang berhasil menaklukan rasa terpendam yang ia miliki.


Latar waktu:

Masa kini dan masa yang akan datang. 


Latar tempat:

Salah satu kota besar, kantor, rumah, dan auditorium.


Kaidah Kebahasaan:

Dalam cerita ini, penulis menggunakan kata ganti orang ketiga, yakni “Misna”, “Arya”, dan “Tata”. Penggunaan kata ganti orang ketiga ini bertujuan untuk memudahkan pembaca dalam memahami tokoh didalamnya.

Penggunaan kata dan kalimat deskriptif juga membantu menjelaskan bagaimana alur cerita dapat tergambarkan oleh para pembaca. Tidak menggunakan kalimat langsung, karena penulis ingin menonjolkan sisi perjuangan dari seorang Misna dalam mencari pekerjaan.


Pesan yang bisa diambil dari cerita ini:

Sikap semangat juang dan terus ikhlas dalam menjalani proses keberlangsungan hidup adalah hal yang patut kita tanamkan sejak dini. Dengan begitu, kita akan menggapai cita-cita dan mimpi kita dengan rasa haru dan bahagia. Karena, hidup setelah lulus kuliah atau sekolah tidaklah sama dengan masa dimana saat kita duduk dibangku kuliah dengan status sebagai mahasiswa. Dukungan dan doa dari orang-orang terdekat juga menjadi sumber yang tidak kalah penting dalam proses perjuangan.

 

*ditulis oleh: Herda Putri Winangrum

Kalian bisa kepoin aku di instagram @hrdaptriw atau bisa juga ke YouTube di @herdaijot. Salam kenal semua. 

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenalin Nih! Mang Dama dan Bi Dami Maskot Pilkada Kota Sukabumi 2024

Angan Ku Jadi Ingin, Pesan Dari Puisi Spesial Untuk-nya!